Kompleksitas Feminis dalam Sudut Pandang Islam

- Minggu, 1 Januari 2023 | 10:00 WIB
Penulis: Herlina, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Penulis: Herlina, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ISLAMADANIA - Kelompok barat sering memandang tidak adanya kesetaraan gender dalam pendidikan yang diajarkan oleh Islam.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kalangan awam hanyalah melihat secara buta mengenai ayat yang tercantum dalam kitab suci Al-Quran, Hadits dan lainnya tanpa memahami lebih dulu makna yang terkandung di dalamnya seakan-akan merekalah yang paling mengetahui.

Mereka berpandangan bahwa terlalu banyak ajaran islam yang terlalu maskulinitas dan berpihak pada laki-laki.

Baca Juga: PCNU Kota Tangerang Gelar PD PKPNU, Jalankan Instruksi PBNU

Hal tersebut menjadi isu yang cukup besar bagi kaum perempuan, dalam Islam perempuan sangat dimuliakan hingga ada beberapa surah yang terkandaung di dalam Al-Quran yang di dalamnya mengandung arti tentang perempuan, dalam hadist pun yang di dahulukan adalah seorang perempuan yang lebih tepatnya seorang ibu.

Ibu memiliki derajat tiga kali lebih besar dibanding dengan ayah.

Dalam perspektif Al-Quran memang terdapat perbedaan terhadap penciptaan adam dan hawa, namun pada prinsip dasarnya Al-Quran tidaklah pernah membedakan perempuan dengan laki-laki secara dikotomi.

Dan minimnya isu perempuan dalam penulisan sejarah heroisme, transmisi keilmuan, ketokohan dan lainnya selalu menggambarkan tokoh laki-laki di dalamnya.

Laeila Ahmad dalam bukunya Women and Gender in Islam: Historical Roots of Modern Debate berpendapat bahwa sejarah yang androsentris (pemahaman laki-laki sebagai pusat dunia) harus dibongkar.

Pada zaman Mesopotamia masyarakat pernah dipimpin oleh seorang perempuan.hal tersebut digambarkan dengan sosok mother goddes di kalangan mereka.

Dan hal ini diperkuat pula oleh penemuan James Mellaart dalam buku yang berjudul Catal Huyuk: A Neolothic Town  in Anatolia bahwa ada perkampungan neolitik di Asia Minor dengan bukti ditemukannya lukisan serta hiasan pada tembok berfigur perempuan.

Baca Juga: MC Bahasa Sunda Acara Pengajian Rutinitas Secara Singkat dan Padat, Sangat Cocok dan Rekomended

Sebelum membahas jauh mengenai feminis, kita haru lebih dahulu tahu apa saja yang terkandung di dalam feminis.

Dalam teori feminisme terkandung tiga poin utama yakni, terfokus pada perbedaan gender, ketidaksetaraan gender, dan tekanan terhadap gender.

David dan Julia Jary memberikan pandangannya mengenai feminisme bahwa praktek sosio politik feminism bercita–cita untuk membebaskan perempuan dari eksploitasi kaum laki-laki.

Halaman:

Editor: Adi Wahyudi

Tags

Terkini

Menuju Indonesia Maju 2045

Jumat, 10 Maret 2023 | 17:52 WIB

Salah Kaprah Shigat dalam Ijab Qabul Pernikahan

Selasa, 28 Februari 2023 | 02:04 WIB

Partai Komunis Indonesia dan Nahdlatul Ulama

Selasa, 7 Februari 2023 | 11:17 WIB

Kunjungan diplomatik China terhadap Yaman

Rabu, 4 Januari 2023 | 18:05 WIB

Kompleksitas Feminis dalam Sudut Pandang Islam

Minggu, 1 Januari 2023 | 10:00 WIB

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

Senin, 21 November 2022 | 17:37 WIB

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Selasa, 8 November 2022 | 15:25 WIB
X