ISLAMADANIA - Saat ini berdakwah berbasis digital melalui media sosial menjadi bagian penting yang sangat dibutuhkan karena yang membutuhkan pencerahan bukan saja kalangan tertentu melainkan bebagai entitas, dan tentunya adi dalamnya ada juga pegiat media sosial yang membuthkan.
Namun di sisi lain bagi kalangan santri dakwah melalui media sosial sangatlah sulit,selain karena keterbatasan pengetahuan dalam mengakses media sosial ada juga kekhawatiran dimaknai ria atau sombong
lebih dari itu kalangan santri juga memikirkan jika dakwah dilakukan melalui media sosial hanya akan bernilai di dunia tapi tidak menjadi sesuatu yang bernilai di mata tuhan.
Baca Juga: Ingin Berdakwah di Media Sosial, Ini Syaratnya
Ketakutan tersebut bukan tidak berdasar melainkan sebaimana tertuang di dalam kitab kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji.
كم من عمل يتصور بصورة عمل الدنيا، ثم يصير بحسن النية من أعمال الآخرة
وكم من عمل يتصور بصورة عمل الآخرة ثم يصير من أعمال الدنيا بسوء النية
"Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena baik/bagusnya niat dan ada banyak bentuk amal akhirat karena buruk niatnya maka menjadi amal dunia" (Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji)
Pada akhirnya kalangan santri menjadi khawatir malakukan dakwah melalui media sosial karena hanya berarti di dunia saja tapi tidak ada artinya di akhirat kelak karena sulitnya menjaga niat.
Baca Juga: 3 Manfaat Berkah Dunia Akhirat Melalui Dakwah di Sosial Media
Sehingga jauh dalam benak para santri setidaknya ada 2 hal yang terfikirkan antara dakwah berbasis digital melalui media sosial atau justru riya yang berbasis dakwah digital.
Meskipun demikian kalangan santri juga tentu menyadari selalu ada ikhtilaf (Perbedaan) dalam segala sikap, dan meyakini segala perbuatan itu tergantung niat
Tergantung pada niat inilah yang tentunya menguatkan betapa pentingnya berdakwah secara digital melalui media sosial selain karena jangkauannya lebih luas, ini juga bahagian dari pengimbang konten negatif yang bertebaran.
Baca Juga: MC Bahasa Jawa Acara Maulid Nabi Baginda Rasulullah SAW Kanjeng Nabi Muhammad SAW
lebih dari dakwah berbasis digital juga bisa menjadi alterntif penyeimbang dakwah yang dilkukan orang orang yang tidak memilik sanad keilmuan yang jelas, karena bagi kalangan santri pada umumnnya meyakini betul sanad keilmuan sagatlah penting sebagaimana yang dikatakan oleh Al imam abdullah bin mubarok
الاسناد من الدين ولولاالاسنادلقال من شاء ما شاء
Artikel Terkait
Bolehkah Mengamalkan Amalan dari Media Sosial? Begini Penjelasan Buya Yahya!
Kisah Santri Pencuri Pepaya yang Menjadi Kiyai (Karomah Syaikh Kholil Bangkalan)
Kumpulan Kata-kata Mutiara Cinta ala Santri, Bijak dan Romantis Banget
Apa itu Hari Santri? Ini Dia Penjelasan Singkat Tentang Hari Santri
Beasiswa Santri BAZNAS 2022 Resmi Dibuka, Ini Syarat Dan Panduan Lengkapnya